Semacam Perubahan
Dentuman jam terus menghantui telinga
Farel . Mataharipun tidak bisa bersembunyi lagi. Cemas dan keringat dingin yang
Farel rasakan sekarang. Penantian Farel akhirnya pecah saat terdengar teriakan
sapaan dari sahabatnya yaitu Daehan. Daehan sendiri merupakan sahabat lama
Farel yang lahir di Korea namun dibesarkan dan diberi makan di bantaran Sungai
Ciliwung.
“
Hai Rel, udah nungguin lama ya? Ini kaset yang gua pinjam kemaren gua
balikin.” Kata Daehan sambil mengelap keringatnya.
“
Lu gila kalik ya, yang punya kaset bisa marah tauk kalau udah jam segini belum dibalikin.” Farel meradang kesal.
“ Jadi, ini bukan punyamu yak?” Tanya
Daehan.
“ Ya bukanlah! Kan udah dibilangin
kalu jam 05.30 harus ada di tanganku.” Gertak Farel
“ Ya habisnya gak bilang dari awal
kalu itu bukan punyamu. Lagi juga kasetnya bikin mataku puas jadi lupa waktu
deh.” Jawab Daehan.
Farel
pun langsung berlari-lari menuju rumah pemilik kaset tersebut. Dengan perasaan
tidak enak akan ada datangnya marabahaya yang tersirat disekujur muka sang
pemilik. Kebetulan sang pemilik tepat berada di halaman terasnya. Dengan nyali
ciut, Farel memberanikan diri untuk mengembalikan dan hasilnya sang pemilik kaset play station 4 itu tidak marah sama
sekali terhadap Farel. Mungkin ini karena Farel sering menyewa kaset PS disana
sehingga ada keringan tersendiri. Pikiran Farel yang kocar-kacir akhirnya bisa
tenang juga.
Keesokan harinya,
kehidupan Farel dimulai lagi. Roda kehidupan terus berjalan seiring waktu dan
tidak akan berhenti. Setiap manusia pasti menginginkan suatu perubahan yang
baik dalam dirinya, begitupun yang sering Farel pikirkan. Saat di sekolah Farel
hanyalah butiran debu. Farel masih sulit memahami beberapa mata pelajaran yang
mempunyai aliran menghitung, ya bukan lain adalah MTK. Entah mengapa Farel
sulit menghitung dan menghafal rumus. Meskipun demikian, setiap manusia
diciptakan oleh Tuhan kelebihan tersendiri setiap masing-masing individu ya
kan? Lemah di hitungan tidah berarti membuat Farel tidak berdaya yang lain. Seorang
Farel mempunyai kemampuan di bidang seni sehingga Farel mempunyai segudang
prestasi. Kelebihan itu tidak berarti Farel hanya fokus kepada seni, tetapi
Farel menyadari jika semua bidang saling mengikat satu sama lain. Tekad yang
kuat harus Farel tunjukan demi masa depan yang telah menanti di ujung mata.
Dering bel tanda istirahat
berbunyi. Aktivitas di sekolah masih berjalan normal dan tidak ada kejadian
yang aneh. Farel berjalan santai sambil menikmati permen karet yang tidak
bakalan habis kecuali ditelan. Kicauan burung bersama alunan pepohonan yang
rindang menambah suasana lebih alami. Saat permen karet berwana putih bercampur
kayak ada pahit-pahitnya gitu, itu tanda masa pemakain permen karet sudah tidah
layak lagi. Ampas permen karet yang sudah Farel kunyah selama 5 jam itu Dia
lempar dan hasilnya tepat sasaran mengenai rambut dari seorang kaum hawa. Bukan
khawatir akan kena murka dari korban melainkan takut diadukan kepada guru BK
yang terkenal dengan aumannya. Tatapan tajam diperlihatkan korban dan akhirnya
mereka beradu argumentasi.
“ apa maksudnya ini?” korban
melontarkan pertanyaanya.
“ apa sih gua cuma ngebuang sampah
wek” jawab Farel tanpa merasa bersalah.
“ Gila kalik ya? Udah tahu situ
ngelempar ampas ini sembarangan kena orang lagi” raut wajah kesal mulai
terlukis.
“ Yaudah, gua ngaku salah dan gua
minta jangan ada laporan ke BK tentang ini ya?”
“ Haem” korban langsung meninggalkan
pelaku begitu saja.
Setelah
kejadian itu Farel sadar dan mengakui kesalahanya serta mengakui betapa
cantiknya perempuan tadi. Daehan yang dari jauh melihat kejadian itu langsung
mendekat kepada Farel dan menceritakan perempuan tadi itu. Ternyata perempuan
itu anak baru pindahan dari bandung. Memang anak bandung cantiknya engga
ketolongan. Farel terus teringat kejadian itu dan membuat Farel sulit tidur.
Dia penasaran siapa perempuan itu sebenarnya. Tidak mau terlarut memikirkannya,
Farel kemudian memilih tidur dalam
balutan selimut bercampur suasana malam yang sangat tenang.
Suara
ayam mulai berkomandang di berbagai pelosok dunia seakan menyambut kedatangan
sinar fajar. Farel yang sedang bermimpi menjadi super hero lenyap begitu saja ketika ibunda membangunkanya. Dalam
keadaaan lemas tak berdaya, Farel dituntut berjalan menuju tempat dimana para
ABG bisa berkaraoke sepuasnya. Tapi karena kelopak mata masih sulit untuk
dibuka, Farel tidak melihat ada dinding yang sudah tepat di hadapanya. Tidak
bisa mengelak akhirnya benjolan merupakan hadiah yang harus diterima dengan
lapang dada. Benjolan itu cukup buat farel untuk membuat alasan agar tidak
berangkat sekolah tetapi sang ibu selalu menuntun anaknya kejalan yang benar.
Tausiyah yang diberikan ibunya mengurunkan niat Farel untuk buat surat ijin dan
akhirnya dia berangkat sesambil membawa benjolan yang sangat jelas terlihat.
Rasa akan malu diejek oleh teman seakan terkabul. Setiap orang yang melihatnya
terharu bahagia. Dengan rasa malu Farel menenangkan diri agar tidak terpancing
hasrat untuk menjotos orang. Penderitaan masih berlanjut saat jam pelajaran MTK
dimulai. Farel yang sedang berbicara dengan temannya dianggap oleh sang guru
sebagai terdakwa kasus biang keramaian di kelas. Hukuman yang diterima Farel
saat itu mengerjakan satu soal yang dianggap Farel belum paham. Dengan mata
yang tajam tertuju pada Farel, sang guru terus mengamati dan menghujat dengan
seribu bahasa dari belakang. Farel saat itu mersakan de ja vu tinggi. Kepanikan akan tidak bisa menyelesaikan tugas
berhasil membuat sebagian sel saraf Farel rusak parah. Kepanikan ini selesai
usai Farel dipanggil untuk mundur dan menghamili sang guru, tetapi bukanya
selesai sudah mealinkan Farel masih diceramahi dengan perkataan yang cukup buat
Farel broken heart. Sebenarnya Farel
tidak suka dengan cara guru seperti itu. Memalukan seorang murid di depan murid-murid
lainya. Sekarang era reformasi dan bukan orde baru lagi, jadi siswa berhak
mendapat bimbingan bukan hujatan yang malah bisa menurunkan mental siswa. Farel
sadar setiap guru pasti mempunyai cara tersendiri dalam membimbing dan mungkin
guru itu ingin yang terbaik buat murid bimbinganya.
Farel
bersama Daehan menuju kantin. Saat langkah pertamanya Farel dikejutkan bertemu
kembali dengan sesosok mahluk yang dinilai Farel merupakan salah satu bidadari
surga. Daehan yang menyadari akan terjadinya adu argumentasi jilid dua
meningalkan Farel sendirian. Daehan bermaksud baik meninggalkan Farel supaya
Dia bisa menyelesaikan rasa penasaranya dan bisa meminta maaf kepada korban
kemaren secara jantan. Farel mengajak perempuan itu bicara damai. Mereka saling
berkenalan satu sama lain. Landia
ternyata nama dari perenpuan tersebut. Farel berusaha mengungkit kembali
permasalahan kemarin dan meminta maaf karena sifat songong yang Farel
perlihatkan kemarin. Landia bisa memakluminya. Penderitaan Farel yang begitu
berat pada hari itu seakan lenyap sudah.
Ajakan pertemanan yang diajukan Landia membuat hati bersenandung ria
dengan raga Farel. Mungkin pikiran farel terlalu ke-GR an sehingga Dia
merasakan bunga-bunga cinta bemekaran. Farel sadar itu hanyalah ajakan
pertemanan bukan ajakan ke pelaminan. Komunikasi yang baik membuat hubungan
mereka menjadi semakin erat. Tidak bisa dipungkiri, mereka berkembang menjadi
sahabat bagai kepompong walau kenalan baru seumuran jagung. Sosok Landia dimata
Farel memang berbeda dari yang lain. Kepribadian dan tingkah laku yang jarang
dimiliki oleh orang lain atau bisa dibilang langka membuat Landia
digadang-gadang bisa jadi perhatian banyak orang.
“ Rel, tahu tempat yang keren gak?”
“ Yaelah, ini Jakarta neng. Kota
metropolitan yang paling padat. Maksud kamu mall kan?”
“ Bukan, bukan itu maksudnya . dasar
pikiran cowok! Kami para wanita engga semuanya doyan ke mall hanya untuk
berbelanja ria”
“ lha trus?”
“ Tempat yang bisa buat pikiran
tenang dan anyem. Ada gak?”
“ oh okelah besok aku tunjukin tempat
yang kamu maksud.”
“ Janji lho ya? Besok minggu mumpung
libur ini. Aku tunggu di Menteng deket yang jualan geblek itu yak!”
“
Iya kita boncenan aja ya? Itung-itung biar ongkos lebih iri.”
“ Okesip.”
Jantung
mulai berdetak kencang, darah seakan mengalir begitu cepat. Kondisi ini Farel
rasakan setiap waktu semenjak rencana tadi. Sebenarnya Farel tidak tahu tempat
yang Landia maksud. Farel tidak pernah memijaki suatu tempat yang keren, nyaman
dan bisa buat hati ayem. Bagaimanapun Farel hanyalah cowok biasa yang terlihat
keren dimata perempuan. Para cowok akan melakukan apa saja demi orang yang
disayangi, walaupun diluar dari kemampuannya. Tidak luput dari kekurangan,
Farel berusaha mengobrak-abrik google dan akhirnya Taman Nagoeng jadi destinasi
tempat Farel dan Landia jajaki. Jam menunjukan pukul 08.00 WIB itulah waktu
yang mereka sepakati. Di setiap ujung, rongga, sisi tidah sehelai rambut Landia
yang Nampak.
“ Waduh gimana ini udah jam 08.55
belum kelihatan tuh anak. Apa dia masih molor kalik ya? Ah auk ah mendingan tak
hubungi lagi.” Farel sesambil menunggu jawaban.
“ Woy Rel! maaf telat beberpa sekon.”
“ Sekon dari Hongkong! Coba liat udah
jam berapa sekarang?”
“ Haduh parah banget ya gue? Maaf ya
Rel ini juga HP dalam keadaan silent jadi gak denger kalo kamu nelfon.”
“ iya gapapa. Everything will be fine.
Oke capcus yuk!”
Setiap
kilometer yang mereka tempuh tidak luput dari perbincangan. Semua yang mereka
lihat hampir semuanya dibahas. Mereka berdua sudah menjelma menjadi duo
alayers. Predikat ini sudah terbukti dimana mereka berdua itu norak, jadul dan
sama-sama memakai bahasa alay saat saling tukar menukar pesan lewat sms. Farel
tercengang melihat papan pemberitahuan atau bahasa jawanya notice yang
terpasang di depan pintu masuk Taman Nagoeng. Papan sebesar gaban itu
bertuliskan “ Jomblo dilarang masuk “. Entah apa maksud dari tulisan tersebut.
Mereka menduka pasti telah terjadi kesalahan. Taman yang harusnya diperbolehkan
umum dan dapat dinikmati oleh siapa pun telah ternoda dengan tulisan seperti
itu. Suatu pukulan tersendiri bagi
mereka. Merekapun berpindah tempat. Bingung dan keder yang mereka rasa.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang saja. Saat perjalanan mereka masih
berbincang sedikit.
“ Rel kamu tahu gak? “
“ Tahu apa?”
“ Aku udah seneng kok diajak
muter-muter walaupun rencana kita gagal untuk ke taman itu”
“ Oh masa iya? Udalah lupain taman
itu. Taman macam apa itu yang tidak memperbolehkan jomblo mengunjunginya.”
“ Iya beneran serius. Berada di
dekatmu aku merasa nyaman. Ya aku sih pengenya kita kayak gini terus
selamanya.”
Suasana
yang tadinya biasa saja menjadi luar biasa. Apa yang dimaksud Landia? Itulah
salah satu pertanyaan yang Farel tanyakan kepada hati itu. Farel hanya tertegun
sembaring menatap bintang-bintang yang mulai menyapa benak Farel.
“ Eh Rel, ada apa? Kok diem aja.”
“
Oh gapapa. Ini kita pulangkan ya?”
“ Iya.”
Sesampai
dirumah Landia Farel langsung beranjak ke rumahnya. Pelukan hangat dari guling
beserta senyuman manis manis dari bantal telah menanti. Sungguh hanya bualan
besar jika perkataan Landia hanya omong kosong. Sosok yang mengubah kehidupan Farel telah memberikan kode yang hanya bisa
dipahami dilubuk hati yang paling dalam. Apa daya Farel jika mereka sudah
berjanji tidak akan melebihi suatu hubungan persahabatan ini. Pikiran yang
tidak karuan telah berhasil menjebol alam sadar Farel. Terlalu bingung akhirnya
Dia melampiaskanya kepada buku catatan. Hal yang lucu jika Farel mencurahkan
isi hatinya lewat buku
Fajar
sedikit demi sedikit memperlihatkan sosoknya. Kerumunan ayam jago seakan
menunjukan kejantanan secara bergilir. Farel bermimpi aneh lagi. Tapi mimpi
semalam merupakan destinasi hidup. Entah itu bisa realita nyata atau hanya
mimpi biasa, yang penting Farel percaya setiap mimpinya merupakan pengalaman
bawah sadar yang melibatkan beberapa indra. Sama hal nya mimpi, hidup bisa kita
kendalikan bahkan bisa kita ubah, tergantung kita sendiri yang menghadapi.
Farel kembali lagi kepada realita hidup. Sekali lagi Farel bertemu landia di
sekolah. Senyuman yang selalu mengingatkan apa itu arti hubungan yang
sebenarnya.
Bel
kembali berbunyi yang menandakan perpisahan sementara Farel dengan Landia.
Lagi, Farel membuat kesalahan. Buku yang berisi curhatan hatinya itu terjatuh.
Landia yang mengambil buku itu dan hendak memperingatkan Farel sudah terlambat
karena Farel sudah menjauh. Sekedar
iseng, Landia membuka dan melihat buku sohibnya tersebut. Perhatian Landia
terpanah kepada satu halaman yang bertuliskan
Dear Dairy
Sungguh
dikau membuat daku bingung dalam kesunyian ini. Kurasa senyuman manismu sama
dengan senyuman rembulan yang selalu menemani daku sepanjang malamdalam suasana
dingin yang menususk setiap rusuk ini. Engkau merupakan sosok pengubah hidupku.
Di saat aku terpuruk senantiasa engkau menemani dan memberi dorongan kecil tapi
begitu besar manfaatnya. Engkau yang selalu memberikan senyuman kecilMu kepada
hati ini. Maaf bila saya telah mencintaiMu. Mungkin bila kamu mengetahui ini
maka kamu akan menjauh, benci bahkan tidak akan mau melihatKu lagi. Apabila itu
terjadi, biarkan setiap doaku yang selalu menyertaiMu. Tapi biarkan ini menjadi
rahasia.
Farel yang notabene selebor orangnya
masih belum menyadari bukunya hilang.
Landia menghampiri Farel yang membawa buku serta air mata yang terbendung di
kantung mata itu.
“ Landia kamu kenapa? Kamu sedih deh
kayaknya.”
“ Ah masak engga kok ini cuma
kelilipan.”
“ Eh itu kayaknya buku gua ya?”
“ Iya.” Nada suara Landia mulai datar.
“ Kamu engga ngobrak-abrik isinya
kan?”
“ Aku melihat semuanya dan kurasa Aku
udah tahu semuanya.”
“ What
the hell?” Farel terkejut tak karuan.
“ Farel Kamu ingat janji kita untuk
tidak mencintai satu sama lain diantara kita? Aku takut bila kita saling
mencintai dan akhirnya kita pacaran. Takutnya hubungan ini tidak akan
berlangsung lama lagi. Paham maksudnya kan?”
“ Iya. Tapi jika kita saling
mempercayai satu sama lain kenapa harus takut akan resiko itu? Landia memang
Aku mencintaiMu tapi aku lebih memilih kita bersahabat. Jujur aku terlalu takut
kehilangan diriMu.”
“ Farel berjanjilah kita akan selalu
bersama!”
“ Janjiku disaksikan para malaikat.”
Suasana di taman sekolah itu akhirnya menjadi
saksi ikatan janji mereka. Farel tahu hatinya berkata lain dengan mulutnya tapi
apa daya bila harus mengambil resiko. Suatu hubungan bisa dijalani dengan baik bila satu sama lain saling
percaya. Itulah arti hubungan sebenarnya. TAMAT